Tuesday, 14 April 2015

ARTIKEL BISNIS

PENGARUH KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI TERHADAP HARGA PERMINTAAN

LIFIA CITRA RAMADHANTI
41614010011

ABSTRAK
            Selama ini harga bbm di Indonesia masih disubsidi oleh pemerintah. Namun, harga bbm tersebut masih tergantung pada 2 hal yaitu harga minyak dunia dan kekuatan nilai rupiah. Saat ini, di Indonesia sedang terjadi ketidakstabilan harga bahan bakar minyak. Yang sebelumnya sudah pernah naik saat penetapan pemilihan presiden RI yang terbaru, lalu kemudian mengalami perubahan harga yang menurun, namun pada bulan Maret 2015 terjadi kenaikan harga bbm lagi yang sudah di tetapkan hingga sekarang. Disisi lain keprihatinan muncul oleh adanya kemampuan masyarakat dalam hal pendapatan yang minim.
            BBM adalah salah satu komponen biaya energi yang memiliki keterkaitan dengan kebutuhan masyarakat dalam hal konsumsi dan produksi. Sehingga dengan adanya kenaikan harga bbm, berpengaruh terhadap harga permintaan masyarakat. Bahwa, dengan naiknya harga bbm, maka permintaan masyarakat terhadap bbm berkurang. Padahal, kehadiran bbm sangat penting untuk kebutuhan masyarakat.
            Namun, karena terjadi ketidaksesuaian antara pendapatan masyarakat dengan harga bahan bakar minyak, oleh karena itu banyak terjadi dampak seperti harga bahan pokok menjadi meningkat, terjadi inflasi, dan permintaan masyarakat akan kebutuhan pokok tersebut berangsur berkurang dan mencoba untuk mengganti dengan solusi lain hingga harga bahan bakar minyak tersebut dapat stabil kembali.
Kata kunci : bahan bakar minyak, inflasi, harga permintaan

ZUSAMMENFASSUNG
Während dieser Zeit der Preis für Kraftstoff in Indonesien immer noch von der Regierung subventioniert. Allerdings ist der Preis für Kraftstoff noch abhängig von zwei Dingen: den Weltölpreisen und der Stärke der Rupiah. Derzeit in Indonesien wird die Instabilität der Kraftstoffpreise. Das zuvor jahrelang gestiegen, während die Festsetzung RI aktuellen Präsidentschaftswahlen, und dann erlebte eine rückläufige Preisänderungen, aber im März 2015 wird der Anstieg der Treibstoffpreise bereits wieder in der Menge bis jetzt. Auf der anderen Seite Bedenken durch die Fähigkeit der Gesellschaft in Bezug auf Einkommen, ist minimal.
Kraftstoff ist eine der Komponenten der Energiekosten, die Relevanz für die Bedürfnisse der Gesellschaft in Bezug auf den Verbrauch und die Produktion haben. Also mit dem Anstieg der Treibstoffpreise, Einfluss auf den Preis der öffentlichen Nachfrage. Dass mit der steigenden Kraftstoffpreise, die öffentliche Nachfrage nach reduzierten Treibstoff. In der Tat ist das Vorhandensein von Kraftstoff für die Bedürfnisse der Menschen sehr wichtig.
Da gibt es eine Diskrepanz zwischen dem Einkommen der Menschen mit der Kraftstoffpreise, also eine Menge los Auswirkungen, da der Preis von Lebensmitteln nimmt zu, die Inflation und die öffentliche Nachfrage nach Grundbedürfnisse allmählich ab und versuchen, mit einer anderen Lösung, die Preise Brennstoff ersetzen Das Öl kann wieder stabilisiert werden.
Stichwort: Heizöl, Inflation, Preisanfrage




PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Namun, masih saja sering terjadi permasalahan di bahan baku maupun bahan bakar minyak. Akhir-akhir ini harga minyak bumi di pasar internasional sangat fluktuatif dengan kecenderungan yang meningkat. Pada tahun 2011 harga minyak dunia (minyak Brent dan Indonesian Crude Oil Price atau ICP) berada pada level di atas batas psikologis USD 100 per barel. Kenaikan harga mencapai ratarata sekitar USD 111 per barel atau meningkat sekitar 40% dibandingkan rata-rata harga minyak tahun 2010 yang mencapai USD 79 per barel. Lonjakan harga minyak yang sangat tinggi ini tentu saja menjadi perhatian hampir seluruh negara di dunia, baik negara produsen (eksportir) minyak bumi maupun negara konsumen (importir). Hal ini disebabkan karena peranan minyak yang sangat penting sebagai bahan bakar yang menggerakkan perekonomian. Pasokan minyak bumi merupakan input vital dalam proses produksi industri, terutama untuk menghasilkan listrik, menjalankan mesin produksi dan mengangkut hasil produksi ke pasar. Disamping itu, minyak bumi juga penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Mengingat peranannya yang vital tersebut, implikasi yang timbul akibat fluktuasi harga minyak juga akan beragam. Berbagai studi yang pernah dilakukan paska krisis minyak (oil shocks) pada dekade 1970-an mengkonfirmasi bahwa guncangan harga minyak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Bahkan hasil studi tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar justifikasi bahwa krisis minyak adalah penyebab resesi ekonomi, terutama yang terjadi di Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa pada waktu itu (Hamilton, 1983, 1988, 1996). Studi empiris lain juga telah dilakukan untuk melihat mekanisme transmisi oil shocks terhadap perekonomian, mulai dari efek permintaan, penawaran, bahkan efek nilai tukar perdagangan (terms of trade effect).
Lalu di Indonesia sendiri, harga permintaan terhadap bahan bakar minyak menjadi berkurang di awal tahun 2015 ini. Tepat pada tanggal 1 April 2015 terjadi penetapan kenaikan harga bahan bakar minyak pada jenis premium dan solar. Alasannya adalah harga pada jenis bahan bakar minyak premium dan solar mengikuti harga minyak dunia yang sedang mengalami fluktuasi. Padahal, permintaan masyarakat berada di jenis bahan bakar minyak premium dan solar.


PERMASALAHAN
Dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak, sangat berpengaruh terhadap banyak harga permintaan, diantaranya :
Pertama, dari efek sisi penawaran (supplyside shock effect). Kenaikan harga minyak menyebabkan penurunan output karena kenaikan harga memberikan sinyal berkurangnya ketersediaan input dasar untuk produksi. Akibatnya, laju pertumbuhan dan produktivitas menurun (Qianqian, 2011). Guncangan harga minyak bisa menyebabkan naiknya biaya marjinal (marginal cost) produksi industri sehingga mengurangi produksi dan meningkatkan pengangguran (Brown and Yücel, 2002; Lardic and Mignon, 2006, 2008; dan Dogrul and Soytas, 2010).
Kedua, efek inflasi (inflation effect). Kenaikan harga minyak juga menyebabkan meningkatnya inflasi. Harga minyak mentah yang lebih tinggi akan segera diikuti oleh naiknya harga produk-produk minyak, seperti bensin dan minyak bakar yang digunakan konsumen (Cologni and Manera, 2008).
Ketiga, efek transfer kekayaan (wealth transfer effect), yang menekankan pada pergeseran daya beli (purchasing power) dari negara importir minyak ke negara eksportir minyak. Pergeseran daya beli menyebabkan berkurangnya permintaan konsumen terhadap minyak di negara pengimpor dan bertambahnya permintaan konsumen di negara pengekspor. Konsekuensinya, permintaan konsumen dunia terhadap barang-barang yang dihasilkan negara pengimpor minyak berkurang dan persediaan tabungan (supply of savings) dunia meningkat. Peningkatan pasokan tabungan menyebabkan turunnya suku bunga riil. Penurunan suku bunga dunia akan menstimulasi investasi, sebagai penyeimbang turunnya konsumsi, sehingga permintaan agregat tidak berubah di negara pengimpor. Apabila harga sulit turun, penurunan permintaan terhadap barang-barang yang dihasilkan negara pengimpor minyak lebih lanjut akan menurunkan pertumbuhan PDB. Jika tingkat harga tidak bisa turun, belanja konsumsi akan turun lebih besar dari peningkatan investasi, sehingga menyebabkan penurunan permintaan agregat dan lebih lanjut memperlambat pertumbuhan ekonomi (Brown and Yucel, 2002; Berument and Tasci, 2002; Lardic and Mignon, 2006, 2008; dan Cologni and Manera, 2008).



Keempat, efek saldo riil (real balance effect). Kenaikan harga minyak akan mendorong kenaikan permintaan uang. Apabila otoritas moneter gagal meningkatkan jumlah uang beredar untuk memenuhi pertumbuhan permintaan uang, maka saldo riil akan turun, suku bunga akan naik dan laju pertumbuhan ekonomi melambat (Berument and Tasci, 2002; Lardic and Mignon, 2006, 2008; Cologni and Manera, 2008 dan Tang et al., 2010).

Kelima, efek konsumsi, investasi dan harga saham. Kenaikan harga minyak memberikan efek negatif terhadap konsumsi, investasi dan harga saham. Pengaruh terhadap konsumsi berkaitan dengan pendapatan disposibel yang berkurang karena kenaikan harga minyak, sedangkan investasi dipengaruhi melalui peningkatan biaya perusahaan (Sadorsky, 1999; Kilian, 2008, 2009 dan Henriques and Sadorsky, 2011).

 PEMBAHASAN
Di Indonesia, harga bahan bakar minyak memang sangat bergantung pada 2 hal yaitu harga minyak dunia dan kekuatan nilai rupiah. Disisi lain  harga dolar sedang naik. Oleh karena itu, secara otomatis harga rupiah kekuatannya melemah.


Selain itu, berdasarkan teori harga permintaan bahwa semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak  permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.
Sama halnya dengan adanya fluktuasi harga bahan bakar minyak, yang dapat bedampak pada berbagai bidang seperti penurunan ouput produksi akibat permintaan masyarakat menurun, terjadi inflasi di berbagai macam harga bahan pokok seperti harga pangan, dan harga kebutuhan lainnya, lalu terjadi pergeseran daya beli yang berawal dari pemintaan terhadap negara pengimpor minyak berubah haluan menjadi ke Negara pengekspor  minyak atau secara konsekuensi dengan meningkatnya harga bbm membuat pengurangan permintaan konsumen dunia terhadap minyak di Negara pengimpor.

Berikut dapat di gambarkan dalam bentuk kurva permintaan :

Secara matematis, fungsi permintaan dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan yaitu :
Qd = a – bPd    atau  Pd = -1/b ( -a + Qd)
Keterangan :
Pd        = adalah harga barang per unit yang diminta
Qd       = adalah banyaknya unit barang yang diminta
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai negative
Syarat, P  ≥  0, Q ≥  0
Contohnya adalah pada awal  tahun 2015, harga premium yaitu Rp. 6500,00,  dengan permintaan masyarakat rata rata membutuhkan sekitar 5L premium setiap harinya untuk kendaraan roda dua, menjelang awal tahun 2015, harga premium naik menjadi Rp. 8500,00, secara otomatis permintaan menurun menjadi 3L setiap harinya. Oleh karena itu, buatlah fungsi permintaannya.





Jawab :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp. 6.500      Q1 = 5 L
P2 = Rp. 8.500      Q2 = 2 L
untuk  menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :
y – y1            x – x1
——    =    ——–
y2 – y1         x2 – x1
dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
P - P1           Q – Q1
——-    =    ——–
P2 – P1         Q2 – Q1

mari kita masukan data diatas kedalam rumus :
P    -     6.500                     Q – 5
———————–  = —————-
8.500 -  6.500                   2 – 5

P – 6.500                 Q – 5
———————– = —————-
2.000                        -3

P - 6.500 (-3)    =  2.000 (Q – 5)
-3P + 19500 = 2000Q – 10000
-3P+19500+10000=2000Q
-3P+29500=2000Q
Q = 15-0.0015P
Maka diperoleh fungsi permintaan yaitu Q=15-0.0015P

Kesimpulan
Setiap ada kenaikan harga suatu bahan pokok seperti bahan bakar minyak akan berpengaruh terhadap segala hal dalam bidang kebutuhan. Dan disisi lain pasti ada dampak yang terjadi seperti dampak terhadap fungsi permintaan masyarakat terhadap barang tersebut, dimana apabila terjadi kenaikan harga barang maka permintaan barang tersebut akan semakin berkurang sesuai dengan hukum permintaan dalam ekonomi mikro.


Daftar pustaka
lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/3517/1/harga.bbm.naik.lagi
Rahardja, Pratama.2010. Jurnal ekonomi mikro, FE UI. .Jakarta. FE UI
Sugiarto, dkk. 2012. Ekonomi mikro. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
N Gregory Mankiw. 2011. Pengantar ilmu ekonomi. Surabaya. Salemba Empat

No comments:

Post a Comment