ARTIKEL ILMIAH POPULER
JAWA TENGAH
KOTA PURWOKERTO
OLEH LIFIA CITRA RAMADHANTI
Saat ini Indonesia hidup dalam segitiga krisis dalam konsep
lingkungan, yaitu kelebihan penduduk, pengurasan sumber daya alam dan
pencemaran lingkungan, disamping krisis multidimensional pasca reformasi.
Ketiga sudut segitiga krisis itu akan saling mempengaruhi.
Salah satunya kota yang akan saya bahas di artikel ini adalah kota
purwokerto.
Purwokerto saat ini berstatus sebagai ibukota
Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Sampai saat ini kota yang meliputi
empat kecamatan tersebut belum berstatus otonom, padahal sebelumnya sudah
menyandang status sebagai Kota Administratif (Kotif). Sementara beberapa Kotif
lain seperti Cilegon, Depok, Cimahi dan Batu saat ini sudah berstatus sebagai
kota otonom. Sudah sejak lama muncul wacana pembentukan Kota Otonom
Purwokerto dengan luas wilayah sekitar 2,91 persen dari luas wilayah Kabupaten
Banyumas, dan dengan jumlah penduduk 15,13 persen dari jumlah penduduk
Kabupaten Banyumas.
Kecamatan
|
Penduduk
|
Luas (Km2)
|
Kepadatan
|
Purwokerto Selatan
|
73.266
|
13,75
|
5.328
|
Purwokerto Barat
|
50.716
|
7,40
|
6.854
|
Purwokerto Timur
|
58.148
|
8,42
|
|
Purwokerto Utara
|
60.330
|
9,01
|
6.696
|
Purwokerto
|
242.460
|
38,58
|
6.285
|
Kab Banyumas
|
1.603.037
|
1.327,59
|
1.207
|
Purwokerto terkenal dengan
keindahan berbagai macam wisatanya, namun sebenarnya kota purwokerto itu masih
banyak di liputi permasalahan-permasalahan lingkungan. Di antaranya adalah
1. Sungai Pelus di Kelurahan
Arcawinangun. Pasalnya, hampir 99 persen masyarakat membuang sampah di kawasan
ini. Termasuk mereka yang tinggal di kawasan sekitar sungai. Apalagi dari hasil penelitian yang dilakukannya,
tanah dan air di sini sudah tercemar polusi.
2. Bukan hanya di daerah itu saja, melainkan
di kawasan banyumas pun masih terdapat hutan hutan yang di tebang secara
sembarang sehingga menyebabkan tanah longsor yang berakibat kepada warga yang
tinggal di sekitar kawasan tersebut.
3. Akibat
meningkatnya penduduk yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai menyebabkan
pencemaran sungai juga meningkat, khususnya pencemaran limbah rumah tangga.
Hampir semua kota yang dilalui sungai dan tidak ada industrinya maka pencemaran
sungainya berasal dari limbah rumah tangga. Demikian pula dengan kondisi sungai
di Banyumas yang pada dasarnya menjadi pusat atau ibu kota dari purwokerto.
Secara garis besar, permasalahan yang terjadi di kota purwokerto ini
adalah pencemaran sungai. Karena, kota ini banyak sekali terdapat sungai sungai
kecil atau pun sungai besar yang menjadi andalan para masyarakat untuk mandi,
minum, ataupun mencuci. Namun disi lain, masyarakat sendiri cuek terhadap lingkungannya,
terutama limbah rumah tangga yang banyak sekali terdapat di sungai atau kali
kali di purwokerto. Ini semua sebenarnya akibat dari kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan terutama kesehatan air di
sungai yang menjadi pokok kehidupan mereka karena sulitnya di dapat air di
daerah perkampungan sana.
Bukan hanya itu saja, kota purwokerto juga memiliki
penduduk yang cukup banyak. Dengan luas kota yang tidak cukup besar. Sehingga
menyebabkan kepadatan penduduk yang cukup signifikan.
Lalu, juga sudah mulai terdengar issue ataupun
fakta bahwa alun alun kota purwokerto akan di buat hotel dan mall. Wow ? dengan
begitu akan membuat kota purwokerto semakin hancur lingkungannya. Karena tanah
tanah yang indah tersebut akan mudah tercemar karena kurangnya resapan air dan
juga banyaknya bangunan yang membuat kota itu akan semakin terasa sempit dan
penat. Dampak lain yang akan terjadi jika terdapat mall atau hotel di sekitar
alun alun yaitu kawasan kota ini akan semakin menimbulkan kemacetan lalu
lintas, dari kemacetan itu akan membuat POLUSI UDARA yang berakibat buruk bagi
tubuh. Sungguh jahatnya orang orang yang akan membangun mall dan hotel
tersebut. Cukup kota Jakarta yang penuh dengan kemacetan lalu lintas.
Lalu kita sebagai generasi bangsa harus bisa
mencegah tindakan tersebut. Banyak hal yang dapat kita lakukan, seperti :
1. Menggerakan para pemuda bangsa untuk bersama
sama membuat lahan terbuka hijau di setiap sudut kota khususnya kota purwokerto
2. Menyadarkan warga agar tidak membuang sampah
atau limbah RT lagi ke sungai
3. Memberikan sanksi kepada pelaku penebangan hutan
secara liar
4. Mengadakan kerja sama kepada pemerintah khusunya
mahasiswa yang ada di kota purwokerto agar tidak mengizinkan pembangunan mall
dan hotel disekitar kawasan alun alun purwokerto.
5. Mengadakan gotong royong setiap seminggu sekali
dengan membersihkan selokan selokan atau kali yang penuh dengan sampah tersebut
6. Menjaga hutan dan pegunungan serta sungai yang
masih suci dari sampah sampah atau limbah.
Kesimpulannya, kota purwokerto secara garis besar
tidak memiliki permasalahan lingkungan yang sangat serius, melainkan hanya
memiliki permasalahan yang cukup serius namun harus di tangani secara serius
agar tidak berdampak serius terhadap lingkungan. Permasalahannya hanya terdapat
di pencemaran air pada sungai, penebangan hutan secara liar dan juga polusi
tanah akibat pembangunan gedung gedung tinggi.
LINK SUMBER :
http://fatahilla.blogspot.com/2009/01/pengelolaan-sampah-perkotaan.html
No comments:
Post a Comment