Tuesday, 30 September 2014

RUMUS & PERSAMAAN KIMIA

Rumus kimia 
adalah zat yang menyatakan jenis dan jumlah relatif atom-atom yang terdapat dalam zat itu.
Untuk menuliskan rumus kimia, di perlukan pemahaman akan :
1. Lambang Unsur

2. Tata nama senyawa
Rumus kimia terbagi menjadi rumus molekul atau rumus emipiris.
Rumus Molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa.
Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa.
1. LAMBANG UNSUR
Menurut Jons Jacob B, menyatakan bahwa lambang unsur di ambil dari huruf pertama nama unsur & di tulis dengan huruf kapital, di lanjutkan dengan huruf kedua jika terdapat huruf yang sama.
Contoh : Al : Alumunium, Ca : Kalsium
Lambang unsur berkaitan dengan :
1. Memahami tabel periodik unsur
2. Penentuan periode & golongan



1. Penamaan rumus kimia & tata nama senyawanya
Penamaan pada senyawa biner, di tuliskan kedua unsur pembentuknya secara berurutan & di tambah akhiranida pada nama unsur kedua
*Catatan : Jika dua unsur membentuk lebih dari satu senyawa, penambahan kataida tidak memadai, namun di tambahkan dengan kata di, tri yang menunjukan jumlah unsur pada awal nama unsu tersebut.
Contoh : 1. NO : nitrogen oksida, 2. N2O3 : dinitrogen trioksida, 3. Cr2O3 : Krom (III) oksida
  2. Penamaan rumus ion & tata nama ionnya
Penamaan ini di dasarkan pada ion yang di kandungnya ( kation & anion )”
Contoh : Mn2+ : Ion mangan (II)
  3. Penamaan asam & basa
Pada asam, selalu di berikan nama asam pada awalannya tetapi pada nama kedua tergantung unsur tsb”, Contoh : H2SO4 : Asam Sulfat
*Catatan : Pada asam-okso, dengan atom oksigen lebih banyak di beri akhiran –at, sedaangkan dengan atom oksigen sedikit di beri akhiran –it.
Contoh : HClO2 : Asam klorit, HClO3 : Asam klorat
Pada basa, untuk nama kation selalu di ikuti nama hidroksida
Contoh : KOH : Kalium Hidroksida

Persamaan kimia menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang bereaksi dan jumlah zat-zat hasil reaksi, dan penulisan zat tersebut menggunakkan lambang  unsur atau rumus kimia.


Daftar Pustaka :
1.Sunarya yayan, 2006, kimia dasar 1, Jakarta, Yrama widya
2.http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/01/persamaan-reaksi-dan-rumus-kimia-terbaru.html

LIFIA CITRA R, PENGARUH ION KALSIUM (Ca2+) TERHADAP AKTIVITAS PEKTINASE HASIL ISOLASI DARI Bacillus firmus, Vol 2, No 1 (2014) , http://kimia.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jikub/article/view/480

ABSTRAKPektinase merupakan enzim hidrolase yang mampu memecah ikatan α-1,4 glikosidik pada poligalakturonat  menjadi asam galakturonat. Diproduksi dari berbagai macam mikroorganisme seperti Aspergillus  niger dan Bacillus firmus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ion Ca2+ terhadap aktivitas pektinase dari Bacillus firmus dan menentukan parameter kinetika.  Pengaruh ion Ca2+ ditentukan pada  konsentrasi ion Ca2+ 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 mM, sedangkan parameter kinetika ditentukan pada variasi konsentrasi  substrat 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 % (b/v).
Kata Kunci : Bacillus firmus, Ca2+, DNS, pektinase

PENDAHULUAN

Pektinase merupakan enzim yang dapat mendegradasi rantai panjang polimer karbohidrat  yang disebut pektin. Pektin dapat ditemukan pada jaringan tanaman, terutama sayuran dan buah-buahan. Pektin terletak pada lamella tengah dinding sel, pada mulanya berupa proto pektin yang tidak  larut dalam air. 
Sifat pektin seperti gel yang dapat mengokohkan tanamnKomponen utama penyusun pektin  adalah ramnogalakturonat (RG) dan homogalakturonat (H
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ion Ca2+ terhadap aktivitas pektinase.

METODE PENELITIAN


Bahan :
1. kultur murni Bakteri Bacillus firmus
2. pektin (Merck), kasein (Merck) dan bahan proanalis merk Merck antara lain asam sitrat, natrium sitrat, reagen asam dinitrosalisilat (DNS), dan aquadest.
Alat :
1. seperangkat alat gelas (Erlenmeyer, gelas
kimia, labu ukur, pipet tetes, pipet ukur, corong gelas, gelas arloji, spatula)
2. neraca analitik (Mettler Toledo AL 204), pH meter (Schott Gerate CG 820), pH Universal (Merck), shaker (Edmud Buhler SM 25), bunsen
3. oven (Memmert), autoclave (Tipe LS-C35L), inkubator
4. refrigerator, kuvet, Spectronic 20 (Genesys 20), penangas air (Janke-Kunkel), aluminium

5. foil, kapas, dan kertas saring.

Penentuan Aktivitas Pektinase dengan Penambahan Ion Ca2+
            membuat larutan uji dengan komposisi 1 mL pektin 1% (b/v), 1 mL buffer sitrat-fosfat pH 7, 1 mL ekstrak kasar pektinase, dan 1 mL aquades. ditambahkan larutan CaCl2 pada masing–masing tabung dengan konsentrasi (0, 2, 4, 6, 8, dan 10) mM sebanyak 1 mL. Pada tabung 1 ditambahkan 2 mL aquades agar  volume semua larutan sama. Diinkubasi selama 55 menit pada temperatur 50 ºC. ditambahkan reagen DNS sebanyak 2 mL, kemudian dipanaskan selama 15 menit pada temperatur 100 ºC.  Larutan didinginkan hingga mencapai temperatur kamar. larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan ditambahkan aquades hingga tanda batas. aktivitas pektinase merupakan jumlah asam galakturonat yang terbentuk olek setiap 1 mL pektinase per menit.

HASIL & PEMBAHASAN

Hasil isolasi ekstrak kasar pektinase berupa filtrat berwarna coklat kekuningan dan dihasilkan aktivitas pektinase sebesar 0,636 µgmL-1menit-1. Pektinase mampu mengkatalisis pektin menjadi asam galakturonat pada ikatan glikosidik rantai panjang karbon.
Aktivitas pektinase ditentukan berdasarkan jumlah gula pereduksi yang terbentuk dari 1 mL enzim per menit. Gula pereduksi yang dihasilkan akan mereduksi DNS sehingga dapat membentuk asam 3-amino-5-dinitrosalisilat. Reaksi ini ditunjukkan dengan perubahan warna larutan dari kuning menjadi merah kecoklatan.

Penentuan Parameter Kinetika Reaksi Enzimatis
Ion Ca2+ pada konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 mM dapat meningkatkan aktivitas pektinase. Hal ini mengakibatkan semakin banyak produk yang terbentuk dari pada kompleks enzim-substrat yang terurai kembali menjadi enzim dan reaktan.
KESIMPULAN
Hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa aktivitas pektinase dapat meningkat apabila ditambahkan ion Ca2+ dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 mM.
Ion Ca2+ merupakan aktivator. Ion Ca2+ dapat berikatan pada sisi aktif enzim sehingga membuat konformasi enzim .

DAFTAR PUSTAKA
1. Cabeza M. S., Baca F. L., Puntes E. M., Loto F., and Baigori M. D., 2011, Selection of
Psychrotolerant Microorganism Producing Cols-Active Pectinases for Biotechnological
Process at Low Temperature, Journal of Food Technology and Biotechnology, 49.2, pp
187–195.
2. Cipolati E. P., Jose M. A. S., Klein M., Feddern V., Manuella M. C. F., Vladimir J. O.,
Ninow J. L., and Oliveira D., 2014, Current Status and Trends in Enzymatic
Nanoimmobilization, Journal of Molecular Catalysis B: Enzimatic, 99,pp 56–67.
3. Winarno, 2010, Enzim Pangan, M. Bio press, Bogor.
4. Rehman H. U., Aman A., Rahmat R. Z., and Ali S. U. Q., 2014, Immobilization of Pectin
Degrading Enzyme from Bacillus Licheniformis KIBGE IB-21 using Agar-agar as A
Support, Pakistan, Carbohydrate Polymers, 102, pp 622-626.
5. Wu R., He B., Zhao G., Qian L., and Li X., 2013, Imobilization of Pectinase Oxidized
Pilp Fiberand Its ApplicatiHasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa aktivitas pektinase dapat meningkat apabila ditambahkan ion Ca2+ dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 mM.
Ion Ca2+ merupakan aktivator. Ion Ca2+ dapat berikatan pada sisi aktif enzim sehingga membuat konformasi enzim .
on White Water Treatment, Southchina University of
Technology, Guangzhou, China, Carbohydrate Poymers, pp 523-529.
6. Roosdiana A., Prasetyawan S., Mahdi C., and Sutrisno, 2013, Production and
Characterization of Bacillus firmus Pectinase, J. Pure App. Chem. Res. 2, 1, pp 35–41.
7. Wang B., Cheng F., Lu Y., Ge.W., Zhang M., and Yue B., 2013, Immobilization of
Pectinase from Penicillium oxalic F68 Onto Magneticcornsarch Microspheres :
Characterization and Application in Juice Production, Journal of Molecular Catalysis B:
Enzymatic 97, pp 137–143.
8. Voregen A. G. J., Fons F., Hank S., and Richard V., 2003, Advences in Pectinase,
Neetherlands, Klower Academik Publisher.