Monday, 15 December 2014

“AKHIR CERITA CINTA”

“AKHIR CERITA CINTA”

            Pagi hari, saat aku di sekolah,aku sedang duduk di bangku bersama dengan seorang sahabat aku bernama lia, tiba tiba seorang guru ku ada yang memanggilku dari jarak  jauh “Dinda..dinda..”, sambil melambaikan tangannya kepadaku. “Iya, ada apa pak ?” kata aku. “Bpk ingin memberitahumu tentang penjurusan yang kamu pilih” kata guruku. Dengan rasa panik dan tegang aku pun masuk ke dalam ruang bimbingan konseling, lalu aku duduk di bangku itu dengan perasaan yang benar benar tegang. “Dinda, silahkan lihat nilai kamu” kata guruku, dengan perasaan yang tegang dan wajah yang penuh keringat aku berusaha melihat nilai aku dengan pelan pelan. Dan ternyata, Alhamdulillah yang selama ini aku inginkan dapat terjadi juga dengan perasaan yang bahagia aku tersenyum kepada guruku, “tetapi belum rapih di saat itu saja” kata guruku. “ Maksud bpk ?” jawab aku dengan rasa ingin tahu. “ Kamu harus serius dalam belajar, lupakan dulu tentang percintaan karena langkah kamu masih panjang sekali apalagi jika kamu tidak serius dalam hal belajar kemungkinan kamu akan kehilangan peluang ini” jawab guruku sambil tersenyum menasihatiku”. Aku pun termenung, dengan perasaan yang kacau dan bingung dengan apa yang dimaksud oleh guruku tadi. “ Baik pak, saya akan berusaha semaksimal mungkin” jawab aku dengan senyum yang mungkin penuh dengan tanda tanya.
Aku pun langsung pamit untuk keluar dari ruangan itu, dan tiba tiba sahabat aku datang menghampiriku dan bertanya “ kamu habis apa din di dalam ? Tanya Lia. “ sepertinya aku harus menghilangkan rasaku ini kepada kakak kelas itu li” jawab aku. “ Maksud kamu ?” Tanya Lia. “ Iya, aku harus fokus dengan sekolah ku ini karena sudah banyak yang menasihatiku tentang ini, dan ternyata semuanya itu sama” jawab aku dengan pikiran kosong. “ Kamu yakin din ?” kata Lia, “iya aku yakin dengan cara itu mungkin aku tidak akan menyesal di kemudian hari, akupun sadar bahwa umur ku saat ini memang terlalu jauh untuk mengenal tentang percintaan” kata aku. “ memang sih, aku juga sependapat dengan orang tuamu , dan guru” kata Lia. “ lalu apa yang harus aku lakukan sekarang Li ?” Tanya aku dengan air mata yang bercucuran di pipi cabik ku ini. “ Mungkin kamu harus memutuskan hubungan dengan kakak kelas itu agar kamu lebih fokus terhadap pelajaran sekolah” jawab Lia. “Hati aku juga bilang seperti itu li, bahkan orang tuaku pun sudah sering berkata seperti itu, namun aku tetap saja diam dan tidak bertindak apa-apa”.



Tiba tiba bel pulang sekolah berbunyi, akupun langsung bergegas pulang bersama sahabatku. Di sepanjang jalan aku bercerita tentang masalah aku tadi, namun sahabat aku terus meyakini aku tentang saran yang ia berikan tadi. Aku pun langsung mengambil handphone yang ada di dalam tas, dengan perasaan bingung aku berusaha untuk mengetik pesan yang berisikan permohonan maaf dan kalimat untuk mengakhiri hubungan ini. “ assalamualaikum, maaf sebelumnya kalau aku ganggu kakak J mungkin saat ini kakak sendiri sedang sibuk dengan kegiatan kakak. Tetapi ada suatu hal yang harus aku bicarakan dengan kk. Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih atas semuanya, tetapi aku belum bisa membalas semua itu, aku harap kakak bisa memakluminya. Dengan maksud baik, aku ingin beristirahat sejenak dalam hal percintaan, karna aku ingin fokus terhadap sekolah ku” itu adalah salah satu bagian pesan yang akan ku kirim kepadanya. Dengan perasaan kacau, hati ini berkata “ yakinkan semua itu dengan mengucap basmalah semoga itu adalah jalan terbaik munuju kesuksesan mu”. Sahabat ku berkata “ yasudah, jika kamu yakin dengan semua itu aku tetap mendukung kamu kok J” akupun menangis di pelukannya. Sambil mengusap punggungku, ia berkata “ Din, sudah jangan menangis semua itu kamu yang memilih dan kamu harus mempertanggung jawabkan itu”, “ bantu aku li, untuk lebih tegar dalam menghadapi semua ini” kata aku. “ baik, aku akan selalu ada di samping mu, yaudah jangan nangis lagi yaa, katanya strong woman kok nangis sih” tutur lia sambil berusaha untuk membuat aku tersenyum. Tiba tiba handphone ku bordering, dan ternyata itu adalah balasan pesan yang sejak  tadi aku tunggu “ oh begitu,yaudah gak apa apa kok, dahulukan saja your destiny,kalo kamu butuh aku silahkan hubungi aku J” aku pun terkaget membacanya, seperti santai dalam kehilangan orang yang di sayanginya itu. Saat itu pun juga aku langsung mematikan handphone itu dan berusaha untuk senyum terhadap orang orang di sekeliling aku.


by : Lifia Citra Ramadhanti


No comments:

Post a Comment