“AKHIR CERITA CINTA”
Pagi hari, saat
aku di sekolah,aku sedang duduk di bangku bersama dengan seorang sahabat aku
bernama lia, tiba tiba seorang guru ku ada yang memanggilku dari jarak jauh “Dinda..dinda..”, sambil melambaikan
tangannya kepadaku. “Iya, ada apa pak ?” kata aku. “Bpk ingin memberitahumu
tentang penjurusan yang kamu pilih” kata guruku. Dengan rasa panik dan tegang
aku pun masuk ke dalam ruang bimbingan konseling, lalu aku duduk di bangku itu
dengan perasaan yang benar benar tegang. “Dinda, silahkan lihat nilai kamu”
kata guruku, dengan perasaan yang tegang dan wajah yang penuh keringat aku
berusaha melihat nilai aku dengan pelan pelan. Dan ternyata, Alhamdulillah yang
selama ini aku inginkan dapat terjadi juga dengan perasaan yang bahagia aku
tersenyum kepada guruku, “tetapi belum rapih di saat itu saja” kata guruku. “
Maksud bpk ?” jawab aku dengan rasa ingin tahu. “ Kamu harus serius dalam
belajar, lupakan dulu tentang percintaan karena langkah kamu masih panjang
sekali apalagi jika kamu tidak serius dalam hal belajar kemungkinan kamu akan
kehilangan peluang ini” jawab guruku sambil tersenyum menasihatiku”. Aku pun
termenung, dengan perasaan yang kacau dan bingung dengan apa yang dimaksud oleh
guruku tadi. “ Baik pak, saya akan berusaha semaksimal mungkin” jawab aku
dengan senyum yang mungkin penuh dengan tanda tanya.
Aku pun langsung pamit untuk keluar dari ruangan
itu, dan tiba tiba sahabat aku datang menghampiriku dan bertanya “ kamu habis
apa din di dalam ? Tanya Lia. “ sepertinya aku harus menghilangkan rasaku ini
kepada kakak kelas itu li” jawab aku. “ Maksud kamu ?” Tanya Lia. “ Iya, aku
harus fokus dengan sekolah ku ini karena sudah banyak yang menasihatiku tentang
ini, dan ternyata semuanya itu sama” jawab aku dengan pikiran kosong. “ Kamu
yakin din ?” kata Lia, “iya aku yakin dengan cara itu mungkin aku tidak akan
menyesal di kemudian hari, akupun sadar bahwa umur ku saat ini memang terlalu
jauh untuk mengenal tentang percintaan” kata aku. “ memang sih, aku juga
sependapat dengan orang tuamu , dan guru” kata Lia. “ lalu apa yang harus aku
lakukan sekarang Li ?” Tanya aku dengan air mata yang bercucuran di pipi cabik
ku ini. “ Mungkin kamu harus memutuskan hubungan dengan kakak kelas itu agar
kamu lebih fokus terhadap pelajaran sekolah” jawab Lia. “Hati aku juga bilang
seperti itu li, bahkan orang tuaku pun sudah sering berkata seperti itu, namun
aku tetap saja diam dan tidak bertindak apa-apa”.
Tiba tiba bel pulang sekolah berbunyi, akupun
langsung bergegas pulang bersama sahabatku. Di sepanjang jalan aku bercerita
tentang masalah aku tadi, namun sahabat aku terus meyakini aku tentang saran
yang ia berikan tadi. Aku pun langsung mengambil handphone yang ada di dalam
tas, dengan perasaan bingung aku berusaha untuk mengetik pesan yang berisikan
permohonan maaf dan kalimat untuk mengakhiri hubungan ini. “ assalamualaikum, maaf sebelumnya kalau aku
ganggu kakak J mungkin
saat ini kakak sendiri sedang sibuk dengan kegiatan kakak. Tetapi ada suatu hal
yang harus aku bicarakan dengan kk. Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima
kasih atas semuanya, tetapi aku belum bisa membalas semua itu, aku harap kakak
bisa memakluminya. Dengan maksud baik, aku ingin beristirahat sejenak dalam hal
percintaan, karna aku ingin fokus terhadap sekolah ku” itu adalah salah satu bagian pesan yang akan ku
kirim kepadanya. Dengan perasaan kacau, hati ini berkata “ yakinkan semua itu dengan mengucap basmalah semoga itu adalah jalan
terbaik munuju kesuksesan mu”. Sahabat ku berkata “ yasudah, jika kamu
yakin dengan semua itu aku tetap mendukung kamu kok J” akupun menangis di pelukannya. Sambil mengusap punggungku, ia berkata
“ Din, sudah jangan menangis semua itu kamu yang memilih dan kamu harus
mempertanggung jawabkan itu”, “ bantu aku li, untuk lebih tegar dalam menghadapi
semua ini” kata aku. “ baik, aku akan selalu ada di samping mu, yaudah jangan
nangis lagi yaa, katanya strong woman kok nangis sih” tutur lia sambil berusaha
untuk membuat aku tersenyum. Tiba tiba handphone ku bordering, dan ternyata itu
adalah balasan pesan yang sejak tadi aku
tunggu “ oh begitu,yaudah gak apa apa
kok, dahulukan saja your destiny,kalo kamu butuh aku silahkan hubungi aku J” aku pun terkaget membacanya, seperti santai dalam
kehilangan orang yang di sayanginya itu. Saat itu pun juga aku langsung
mematikan handphone itu dan berusaha untuk senyum terhadap orang orang di
sekeliling aku.
by : Lifia Citra Ramadhanti
No comments:
Post a Comment